Hakikat Menulis dari Ekspresi Diri Hingga Meninggalkan Warisan
Uriepedia.id,—Bagi banyak orang, menulis adalah cara untuk mengekspresikan diri, mengolah perasaan, dan bahkan mengatasi permasalahan yang sulit dijelaskan dengan kata-kata biasa.
Bagi Urie menulis adalah sihir untuk mencipta dan meninggalkan warisan, ia lebih dari sekadar alat untuk menyampaikan informasi.
Dalam perjalanan hidup Urie, kemudian mulai menyadari bahwa setiap tulisan memiliki potensi untuk bertahan lama, bahkan melampaui waktu dan ruang.
Bagi sebagian orang lainna, menulis adalah bentuk seni, sedangkan bagi yang lainnya lagi, menulis adalah cara untuk menceritakan kisah, berbagi pengetahuan, atau bahkan mempengaruhi dunia. Tetapi, apa sebenarnya hakikat dari menulis itu sendiri? Mari kita eksplorasi lebih jauh.
Pengertian Menulis
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), menulis adalah kegiatan menuangkan pikiran atau perasaan dalam bentuk tulisan. Menulis juga berarti membuat huruf atau angka dengan alat tulis.
Sedangkan menulis menurut Buya Hamka adalah seni memasukkan pemikiran dan penderitaan pribadi. Sehingga hal inilah yang membuat sebauh tulisan hidup dan berbeda dari sekedar kumpulan-kata-kata.
Dalam konteks menulis, Buya Hamka memberikan perspektif yang memotivasi. Bagi Hamka, menulis bukan hanya sekadar menyusun kata-kata. Tetapi juga sebuah ungkapan yang melibatkan lebih dari sekadar teknik penulisan itu mengajak kita untuk memasukkan jiwa dan pengalaman pribadi ke dalam setiap kata yang tertulis.
1. Menulis Sebagai Proses Ekspresi Diri
Salah satu hakikat paling mendasar dari menulis adalah ekspresi diri. Menulis memberikan kita ruang untuk mengungkapkan perasaan, pemikiran, dan pengalaman yang mungkin sulit diungkapkan secara lisan. Bahkan, kadang-kadang menulis bisa menjadi cara untuk kita memahami diri kita sendiri.
Pernahkah kamu merasa cemas atau bingung tentang sesuatu, dan setelah menulis tentang itu, segala sesuatu mulai terasa lebih jelas? Saya sering mengalami hal ini ketika menulis jurnal harian. Ketika saya merasa terjebak dalam pikiran-pikiran yang berputar, menulis menjadi cara saya untuk mengeluarkan hal itu semua dari kepala.
Menulis adalah cara untuk memberi suara pada bagian diri sendiri yang mungkin tidak terungkapkan dalam percakapan sehari-hari.
2. Menulis Sebagai Proses Pemikiran
Menulis bukan hanya soal merangkai kata-kata, tetapi juga tentang bagaimana kita mengolah pemikiran. Dalam proses menulis, kita belajar untuk menyusun ide dengan logis dan sistematis. Menulis mengajak kita untuk berpikir lebih dalam, menganalisis, dan merumuskan argumen atau ide-ide dengan lebih jelas.
Coba ingat kembali saat pertama kali kamu menulis esai atau artikel. Sebelum menulis, mungkin kamu memiliki banyak ide yang tersebar, namun setelah menulis, semuanya mulai terkoneksi dengan lebih baik. Dalam menulis, kita sering kali menemukan bahwa kata-kata yang kita pilih mengungkapkan ide kita dengan lebih baik daripada yang kita kira sebelumnya.
3. Menulis Sebagai Alat Komunikasi
Menulis juga memiliki hakikat sebagai alat komunikasi yang sangat kuat. Dalam dunia yang semakin terhubung, menulis memungkinkan kita untuk menyampaikan pesan kepada banyak orang sekaligus—baik melalui surat, artikel, blog, buku, atau media sosial. Dengan menulis, kita bisa membagikan pengetahuan, membujuk orang lain, bahkan memengaruhi cara pandang mereka.
Saya teringat betapa kuatnya tulisan dalam menyampaikan pesan. Beberapa waktu lalu, saya membaca sebuah artikel yang mengubah cara saya memandang kehidupan.
Itu bukan hanya sekadar artikel, melainkan sebuah tulisan yang menyentuh perasaan saya dan membuat saya berpikir lebih dalam tentang pilihan hidup yang saya ambil. Itulah kekuatan menulis: bisa mempengaruhi, membentuk opini, dan membuka mata.
4. Menulis Sebagai Seni
Bagi sebagian orang, menulis adalah bentuk seni. Seperti halnya melukis atau bermusik, menulis juga memungkinkan kita untuk menuangkan kreativitas dalam bentuk yang bisa dihargai. Setiap kata, kalimat, dan struktur tulisan bisa jadi memiliki makna yang lebih dalam, bahkan bisa membentuk pengalaman estetis yang indah bagi pembaca.
Saya pribadi melihat menulis sebagai bentuk seni ketika saya mencoba menulis puisi atau cerita pendek. Setiap kalimat yang saya tulis adalah bagian dari karya yang lebih besar, dan melalui pilihan kata, saya berusaha menciptakan suasana dan emosi yang ingin saya sampaikan kepada pembaca.
Dalam puisi, misalnya, setiap kata harus dipilih dengan hati-hati untuk menciptakan resonansi emosional yang kuat, yang seringkali tidak bisa diungkapkan dengan cara lain.
5. Menulis Sebagai Cara Mencipta dan Meninggalkan Warisan
Menulis juga memiliki hakikat sebagai cara kita mencipta dan meninggalkan warisan. Melalui tulisan, kita bisa meninggalkan jejak yang abadi—sebuah bentuk warisan yang bisa dibaca oleh generasi mendatang.
Buku, artikel, atau jurnal yang kita tulis bisa tetap hidup meskipun kita sudah tiada. Itulah mengapa banyak penulis yang merasa bahwa menulis adalah cara untuk meninggalkan sesuatu yang lebih besar dari diri mereka sendiri.
Saya sering berpikir tentang betapa banyak buku dan tulisan yang telah membentuk dunia, baik itu tulisan-tulisan ilmiah yang mengubah arah ilmu pengetahuan atau novel-novel yang memberi inspirasi kepada pembaca untuk bermimpi lebih besar.
Dalam setiap tulisan, ada potensi untuk menciptakan perubahan, bahkan jika itu hanya memengaruhi satu orang saja.
6. Menulis Sebagai Proses yang Tidak Pernah Selesai
Salah satu hal yang sering saya pelajari tentang menulis adalah bahwa proses menulis itu tidak pernah benar-benar selesai. Setiap kali saya menulis, saya selalu merasa bahwa ada lebih banyak yang bisa ditambahkan, diubah, atau diperbaiki.
Ini adalah bagian dari hakikat menulis yang mengajarkan kita bahwa kreativitas dan ekspresi itu bersifat dinamis—selalu berkembang.
Dalam banyak kasus, tulisan pertama saya tidak pernah sempurna. Saya sering mengeditnya berulang kali sebelum merasa puas. Bahkan setelah itu, saya mungkin masih merasa bahwa saya bisa membuatnya lebih baik lagi.
Ini adalah tantangan sekaligus keindahan dalam menulis—menulis adalah perjalanan yang tidak pernah berhenti, selalu ada ruang untuk tumbuh dan berkembang.
Sebagai tambahan mari kita lihat delapan jenis tulisan dalam Bahasa Indonesia, berikut ini:
No. | Jenis tulisan | Tujuan Utama | Ciri-Ciri Utama | Contoh |
---|---|---|---|---|
1. | Deskripsi | Menggambarkan sesuatu secara detail | Menggunakan kata-kata yang bersifat sensoris (lihat, dengar, rasa, sentuh, cium) | Deskripsi tentang pantai yang indah |
2. | Eksposisi | Memberikan penjelasan atau informasi | Menggunakan fakta, data, dan contoh | Artikel tentang perubahan iklim |
3. | Argumentasi | Membujuk pembaca untuk setuju dengan pendapat penulis | Menggunakan argumen yang logis dan bukti-bukti yang kuat | Esai tentang pentingnya pendidikan |
4. | Narasi | Menyampaikan cerita atau rangkaian peristiwa | Menggunakan kata kerja tindakan, kata sifat, dan keterangan waktu | Cerpen tentang persahabatan |
5. | Persuasi | Memengaruhi pembaca untuk melakukan tindakan tertentu | Menggunakan bahasa yang emosional dan ajakan yang kuat | Iklan produk |
6. | Karya Jurnalistik | Memberikan informasi terkini tentang peristiwa | Menggunakan bahasa yang jelas dan lugas, serta fakta yang akurat | Berita di koran atau televisi |
7. | Karya Ilmiah | Menyajikan hasil penelitian atau kajian | Menggunakan bahasa yang formal dan data yang valid | Skripsi, tesis, jurnal ilmiah |
8. | Karya Sastra | Menimbulkan emosi dan imajinasi pembaca | Menggunakan bahasa yang indah dan kiasan | Novel, puisi, drama |
Kesimpulan
Menulis adalah sebuah proses yang sangat kaya maknanya. Hakikat menulis bukan hanya tentang menulis kata-kata di atas kertas, tetapi lebih tentang bagaimana tulisan itu bisa menjadi cara untuk mengekspresikan diri, menyampaikan pesan, menginspirasi orang lain, atau bahkan menciptakan perubahan.
Menulis juga mengajak kita untuk berpikir lebih dalam, berkreasi, dan terus berkembang. Oleh karena itu, menulis bukan hanya sebuah keterampilan, tetapi juga sebuah seni yang memerlukan kesabaran, kejujuran, dan dedikasi.
Jadi, jangan pernah ragu untuk menulis. Setiap kata yang kamu tulis memiliki potensi untuk mengubah dunia, bahkan jika itu hanya sedikit demi sedikit.
Join the conversation