Fakta Osamu Dazai Novelis dari Negeri Matahari Terbit
URIEPEDIA.ID, - Osamu Dazai adalah salah satu penulis terkenal Jepang yang karya-karyanya seperti Gagal Menjadi Manusia masih terasa relevan dan berpengaruh hingga hari ini.
Mngingat statusnya sebagai salah satu sastra paling penting di Jepang, tidak mengherankan jika banyak fakta menarik tentang kehidupan dan karya-karyanya yang sangat memengaruhi sastra dunia. Berikut adalah beberapa fakta tentang Osamu Dazai yang mungkin belum banyak diketahui.
1. Nama Asli Shūji Tsushima
Osamu Dazai lahir dengan nama Shūji Tsushima pada tanggal 19 Juni 1909 di Prefektur Aomori, Jepang. Ia berasal dari keluarga bangsawan yang cukup terpandang, di mana ayahnya adalah seorang pejabat tinggi di pemerintahan.
Meskipun berasal dari keluarga yang memiliki kedudukan sosial tinggi, Dazai merasa teralienasi dan tidak nyaman dengan kehidupan yang sudah ditentukan untuknya. Keputusannya untuk mengubah namanya menjadi Osamu Dazai adalah langkah simbolis yang mewakili penolakan terhadap peran yang diberikan oleh keluarganya.
2. Karya Paling Terkenal: “No Longer Human” (Ningen Shikkaku)
Salah satu novel paling terkenal karya Dazai adalah No Longer Human (Ningen Shikkaku), yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1948. Novel ini banyak dianggap sebagai karya magnum opus Dazai dan salah satu karya sastra Jepang yang paling berpengaruh. No Longer Human menceritakan kisah seorang pria bernama Oba Yozo yang merasa tidak bisa berhubungan dengan manusia lainnya dan mengalami alienasi serta depresi yang mendalam.
Cerita ini sangat menggambarkan tema isolasi, kesedihan, dan perasaan tidak terhubung dengan dunia sekitar—tema-tema yang sering muncul dalam banyak karya Dazai. Banyak pembaca dan kritikus menganggapnya sebagai kisah semi-otobiografi yang sangat mencerminkan kondisi psikologis Dazai sendiri.
3. Perjuangan dengan Depresi dan Upaya Bunuh Diri
Dazai sangat dikenal dengan perjuangannya yang panjang melawan depresi. Ia pernah beberapa kali mencoba bunuh diri, yang akhirnya berujung pada kematian tragisnya pada tahun 1948. Meskipun ia dikenal karena kecerdasannya dalam menulis, banyak juga yang berpendapat bahwa tema kematian, kesendirian, dan perjuangan mental dalam karya-karyanya adalah cerminan dari perasaan pribadi yang sangat gelap.
Dazai bahkan mengungkapkan dalam No Longer Human bahwa ia merasa dirinya telah hilang dari masyarakat dan tidak bisa lagi menemukan tempat di dunia ini.
4. Pengaruh Sartre dan Eksistensialisme
Meskipun Dazai sangat terhubung dengan budaya Jepang, ia juga dipengaruhi oleh pemikiran eksistensialisme Barat, khususnya oleh filsuf Prancis seperti Jean-Paul Sartre. Gaya penulisan Dazai sering kali dipenuhi dengan pertanyaan tentang eksistensi manusia, identitas, dan pencarian makna hidup.
Ini sangat jelas terlihat dalam karya-karyanya yang penuh dengan karakter yang merasakan alienasi dan keputusasaan. Dalam hal ini, Dazai sering dianggap sebagai seorang penulis yang menggabungkan elemen-elemen sastra Jepang tradisional dengan filosofi Barat yang lebih modern.
5. Kehidupan Pribadi yang Penuh Kontroversi
Kehidupan pribadi Dazai penuh dengan kegagalan dan kontroversi. Ia memiliki hubungan yang rumit dengan perempuan, termasuk pernikahannya yang penuh masalah. Dazai juga diketahui terlibat dalam banyak skandal, termasuk perselingkuhan, serta ketergantungan pada alkohol dan narkoba.
Hubungan-hubungan yang penuh kekacauan ini tercermin dalam karya-karyanya yang juga seringkali menceritakan hubungan manusia yang tragis dan penuh rasa sakit. Meskipun demikian, beberapa kritikus menganggap bahwa kehidupan pribadi Dazai ini justru memperkaya karya-karyanya, membuatnya lebih mendalam dan emosional.
6. Keterlibatan dalam Perang Dunia II
Dazai juga hidup melalui masa-masa sulit Perang Dunia II. Selama periode ini, banyak karya sastra yang dibatasi atau disensor, dan Dazai sendiri sempat bekerja sebagai jurnalis selama perang. Namun, meskipun ada keterlibatan langsung dalam upaya perang, Dazai tetap memperlihatkan ketidakpuasannya terhadap banyak aspek masyarakat Jepang pada waktu itu.
Banyak karya Dazai yang mencerminkan kritik terhadap kebijakan pemerintah dan nilai-nilai yang berkembang selama periode perang tersebut. Salah satu karya pentingnya yang muncul pada masa ini adalah Independence Day (Jiyū no Tō) yang menggambarkan ketidakbahagiaan masyarakat di bawah tekanan perang.
7. Dazai dan Cinta Sejati
Salah satu fakta menarik yang banyak dibicarakan adalah hubungan Dazai dengan perempuan, terutama dengan salah satu kekasihnya yang menjadi inspirasi untuk banyak karyanya. Dazai dikenal memiliki hubungan dengan beberapa wanita sepanjang hidupnya, dan hubungan-hubungan ini sering digambarkan dengan sangat tragis dalam karya-karyanya.
Misalnya, dalam novel Independence Day, karakter protagonisnya mencerminkan perjuangan Dazai dengan perasaan cinta yang tidak terbalas, hubungan yang penuh penderitaan, dan kekecewaan dalam kehidupan asmara.
8. Kehidupan Akhir yang Tragis
Osamu Dazai meninggal pada 13 Juni 1948 dalam usia 39 tahun. Kematian Dazai juga sangat tragis karena ia ditemukan meninggal dunia setelah melompat ke sungai bersama dengan seorang wanita muda, yang diduga adalah salah satu kekasihnya.
Meskipun ada spekulasi mengenai apakah ini merupakan bunuh diri yang disengaja atau tidak, kematian Dazai tetap menjadi salah satu peristiwa yang membingungkan dan menyedihkan dalam sejarah sastra Jepang.
9. Dazai dan Dampaknya pada Sastra Modern Jepang
Meskipun hidupnya singkat dan penuh penderitaan, pengaruh Dazai pada sastra Jepang sangat besar. Karya-karyanya, yang sering kali berfokus pada tema kesendirian, kegagalan, dan pencarian identitas, telah menginspirasi banyak penulis setelahnya, baik di Jepang maupun di luar negeri.
Dazai adalah salah satu tokoh yang telah membantu mengubah wajah sastra Jepang modern dengan pendekatannya yang sangat psikologis dan filosofis, serta ketertarikannya pada kehidupan manusia yang penuh ketidakpastian.
Kesimpulan
Osamu Dazai adalah seorang penulis yang kehidupan dan karyanya penuh dengan kedalaman emosi, tragedi, dan filsafat eksistensial. Meskipun hidupnya berakhir tragis, pengaruhnya dalam dunia sastra Jepang tetap bertahan.
Karyanya yang paling terkenal, No Longer Human, terus dipelajari dan dibaca oleh banyak orang hingga hari ini, mengajarkan kita banyak tentang sisi gelap manusia, kegelisahan dalam mencari makna hidup, dan cara kita menghadapi kesendirian. Dazai mungkin bukan penulis yang bisa didekati dengan mudah, tetapi karyanya tetap mengandung kejujuran dan keindahan yang akan terus dikenang.
Join the conversation