Bergabunglah di grup telegram Urie Join now

Bahaya Dampak Finansial Hoarding Disorder

Meskipun sering dianggap sebagai masalah pribadi, hoarding disorder memiliki dampak pada aspek finansial yang terkadang terabaikan.

Tahukah Anda bahwa kebiasaan menimbun barang-barang (hoarding) tidak hanya berdampak pada kesehatan mental, tetapi juga bisa menguras kantong Anda secara signifikan?  Hoarding disorder seringkali dipandang sebagai masalah pribadi, namun dampak finansial hoarding disorder ini seringkali luput dari perhatian. Artikel ini akan mengungkap bagaimana kebiasaan menimbun barang dapat memberikan beban finansial yang berat bagi penderita dan keluarga mereka.

Dampak Finansial Hoarding Disorder

Dampak Finansial Pengidap Hoarding Disorder

1. Biaya Penyimpanan

Hoarding disorder sering kali memaksa penderita untuk menyewa ruang tambahan untuk menampung semua barang yang mereka kumpulkan. Biaya sewa gudang, ruang tambahan di rumah, atau bahkan properti terpisah dapat menjadi beban finansial yang sangat besar

Bagi banyak orang, biaya ini terus meningkat seiring dengan bertambahnya barang yang dikumpulkan.

Selain biaya sewa, terdapat juga biaya-biaya terkait lainnya yang perlu diperhatikan. Barang-barang yang menumpuk dalam jumlah besar seringkali membutuhkan perawatan khusus.

Misalnya, barang-barang yang terbuat dari bahan organik seperti kertas atau kayu dapat menjadi tempat berkembang biak bagi serangga atau jamur. Biaya untuk mengendalikan hama dan membersihkan barang-barang yang rusak juga dapat menumpuk.

Rumah atau apartemen yang penuh dengan barang juga cenderung memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap kerusakan properti.

Akibatnya, premi asuransi properti bagi penderita hoarding disorder seringkali lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh peningkatan risiko kebakaran, banjir, atau kerusakan lainnya akibat penumpukan barang yang berlebihan.

2. Kesulitan dalam Aspek Kehidupan

Hoarding disorder tidak hanya berdampak pada kondisi finansial, tetapi juga pada berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Salah satu dampak yang paling signifikan adalah kehilangan produktivitas. 

Waktu yang seharusnya digunakan untuk bekerja, belajar, atau bersosialisasi, seringkali terbuang percuma untuk mengelola barang-barang yang menumpuk. Kegiatan sehari-hari seperti mencari barang penting, membersihkan rumah, atau memasak menjadi jauh lebih sulit dan memakan waktu yang lebih lama.

Lingkungan yang penuh dengan barang juga dapat menimbulkan masalah kesehatan fisik. Debu, kotoran, dan bahan alergen lainnya yang menempel pada barang-barang yang menumpuk dapat menyebabkan berbagai masalah pernapasan dan alergi. Selain itu, kondisi yang tidak higienis juga dapat meningkatkan risiko infeksi.

3. Dampak pada Hubungan

Hoarding disorder tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga pada hubungan sosial mereka. Barang-barang yang menumpuk seringkali menjadi sumber konflik dalam keluarga dan persahabatan.

Ketika rumah menjadi terlalu penuh, anggota keluarga atau teman mungkin merasa tidak nyaman atau bahkan jijik untuk berkunjung. Biaya untuk jasa pembersihan atau pemindahan barang juga dapat menjadi beban finansial tambahan bagi keluarga.

Kerusakan hubungan dengan keluarga dan teman dapat menyebabkan isolasi sosial yang semakin memperburuk kondisi mental penderita hoarding disorder.

Isolasi ini dapat memicu perasaan kesepian, depresi, dan kecemasan, yang pada gilirannya dapat memperkuat perilaku hoarding.

4. Implikasi Hukum

Dalam beberapa kasus, hoarding disorder dapat memicu masalah hukum. Penumpukan barang yang berlebihan dapat melanggar peraturan lingkungan atau kesehatan.

Misalnya, jika barang-barang yang menumpuk menjadi tempat berkembang biak bagi serangga atau tikus, pemilik properti dapat dikenakan denda.

Sengketa terkait properti juga dapat terjadi akibat hoarding disorder. Misalnya, jika seorang pemilik properti meninggal dunia dan meninggalkan rumah yang penuh dengan barang, ahli waris mungkin kesulitan untuk menjual atau membagi harta warisan. Biaya pengadilan untuk menyelesaikan sengketa semacam ini dapat sangat mahal.

5. Kesulitan Mendapatkan Kredit

Hoarding disorder juga dapat menyebabkan kesulitan finansial jangka panjang. Rumah yang penuh dengan barang akan sulit dijual, bahkan dengan harga yang jauh di bawah nilai pasar.

Pembeli akan enggan membeli properti yang membutuhkan biaya pembersihan dan renovasi yang besar.

Selain itu, utang yang menumpuk akibat biaya penyimpanan dan perawatan barang dapat merusak skor kredit. Skor kredit yang buruk akan membuat penderita hoarding disorder kesulitan untuk mendapatkan pinjaman atau kredit untuk keperluan lainnya, seperti membeli rumah atau mobil.

Kesimpulan

Terperangkap dalam lingkaran setan: Demikianlah gambaran umum tentang dampak finansial yang ditimbulkan oleh hoarding disorder. Mulai dari biaya penyimpanan yang membengkak hingga kesulitan mendapatkan kredit, masalah keuangan hanyalah salah satu dari sekian banyak tantangan yang dihadapi oleh penderita.

Poin-poin penting yang telah kita bahas meliputi:

  • Beban finansial yang signifikan: Biaya penyimpanan, perawatan barang, dan kehilangan peluang kerja dapat menguras kantong secara drastis.
  • Dampak pada hubungan sosial: Hoarding disorder dapat merusak hubungan dengan keluarga dan teman, menyebabkan isolasi sosial.
  • Implikasi hukum: Pelanggaran peraturan dan sengketa properti dapat menimbulkan masalah hukum yang serius.
  • Kesulitan jangka panjang: Hoarding disorder dapat menghambat mobilitas sosial dan ekonomi.

Mencari bantuan profesional adalah langkah penting untuk mengatasi hoarding disorder. Terapis, konselor, dan psikolog dapat membantu penderita untuk memahami akar masalah, mengembangkan strategi mengatasi, dan mengubah pola pikir yang berkaitan dengan penumpukan barang.

Dengan bantuan yang tepat, penderita hoarding disorder dapat belajar untuk melepaskan barang-barang yang tidak diperlukan, memperbaiki hubungan sosial, dan membangun kembali kehidupan yang lebih baik.

Harapan untuk masa depan: Meskipun perjalanan menuju pemulihan mungkin panjang dan menantang, penting untuk diingat bahwa hoarding disorder adalah kondisi yang dapat diobati. Dengan dukungan dari keluarga, teman, dan tenaga profesional, penderita hoarding disorder dapat mengatasi masalah ini dan meraih kualitas hidup yang lebih baik.

Seorang penulis amatir yang selalu ingin belajar untuk terus mengembangkan diri dalam mencapai potensi penuh sebagai manusia bumi.