Bergabunglah di grup telegram Urie Join now

Cara Melawan Rasa Malas yang Efektif dan Menyenangkan

Tulisan ini membahas tentang cara menghilangkan rasa malas yang efektif dan menyenangkan, yang bisa membantu kamu meningkatkan semangat dan produktivi

R asa malas adalah salah satu musuh terbesar bagi produktivitas dan kreativitas kita semua. Rasa malas membuat kita enggan melakukan apa yang harus atau ingin kita lakukan, dan lebih memilih untuk bersantai, menunda, atau bahkan mengabaikan tugas dan tanggung jawab kita. Rasa malas juga bisa berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental kita, karena bisa menurunkan motivasi, kepercayaan diri, dan kesejahteraan kita.

Namun, rasa malas bukanlah sesuatu yang tidak bisa diatasi. Ada banyak cara yang bisa kamu lakukan untuk menghilangkan rasa malas dan meningkatkan semangat dan produktivitas kamu. Cara-cara ini tidak hanya efektif, tetapi juga menyenangkan, sehingga kamu tidak merasa tertekan atau bosan saat melakukannya. Berikut adalah beberapa cara menghilangkan rasa malas yang bisa kamu coba.

Cara Melawan Rasa Malas yang Efektif dan Menyenangkan

Pada tulisan ini terdapat dua tips melawan rasa malas dan bosan yang ingin Urie bagikan yaitu melawan rasa malas secara umum dan melawan malas dengan kebiasaan-kebiasaan kecil yang dapat dilakukan setiap harinya. Oleh karena itu tulisan ini akan menjadi lumayan panjang dan bagi kamu yang tidak punya waktu luang banyak bisa melompat ke bagian yang kamu inginkan dengan cara mengklik tombol tabel konten yang ada di samping kanan.

Cara Melawan Rasa Malas Secara Umum

1. Menentukan Tujuan dan Rencana yang Jelas

Menentukan Tujuan dan Rencana yang Jelas

Salah satu penyebab rasa malas adalah ketidakjelasan tujuan dan rencana yang ingin kita capai. Jika kita tidak tahu apa yang ingin kita lakukan, mengapa kita melakukannya, dan bagaimana caranya, maka kita akan mudah kehilangan arah dan fokus. Kita juga akan merasa bingung, ragu, atau takut untuk memulai atau melanjutkan tugas atau proyek kita.

Oleh karena itu, langkah pertama yang harus kita lakukan adalah menentukan tujuan dan rencana yang jelas. Tujuan dan rencana ini harus spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berbatas waktu (SMART). Dengan begitu, kita akan memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang ingin kita capai, bagaimana cara mencapainya, dan kapan batas waktu yang harus kita patuhi. Tujuan dan rencana ini juga akan menjadi sumber motivasi dan pengingat bagi kita untuk terus bergerak maju.

Contoh tujuan dan rencana yang jelas adalah:

Tujuan: Menyelesaikan skripsi dalam 3 bulan

Rencana:

  • Menentukan topik dan judul skripsi
  • Membuat proposal skripsi dan mengajukannya ke dosen pembimbing
  • Melakukan penelitian dan pengumpulan data
  • Menulis bab 1-5 skripsi
  • Mempersiapkan dan mengikuti ujian skripsi

2. Membagi Tugas atau Proyek Menjadi Bagian-Bagian yang Lebih Kecil dan Mudah

Membagi Tugas atau Proyek Menjadi Bagian-Bagian yang Lebih Kecil dan Mudah

Salah satu hal yang bisa membuat kita malas adalah tugas atau proyek yang terlalu besar, rumit, atau sulit. Kita mungkin merasa kewalahan, stres, atau tidak mampu untuk menyelesaikannya. Kita juga mungkin merasa tidak ada kemajuan atau hasil yang bisa kita lihat, sehingga kita merasa tidak ada gunanya untuk melanjutkan.

Oleh karena itu, langkah kedua yang bisa kita lakukan adalah membagi tugas atau proyek menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan mudah. Bagian-bagian ini harus sesuai dengan tujuan dan rencana yang sudah kita tentukan sebelumnya, dan harus memiliki batas waktu yang realistis. Dengan begitu, kita akan merasa lebih mudah untuk memulai dan menyelesaikan setiap bagian, dan kita juga akan merasa lebih puas dan termotivasi saat melihat hasil yang kita capai.

Contoh membagi tugas atau proyek menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan mudah adalah:

Tugas atau proyek: Menyelesaikan skripsi dalam 3 bulan

Bagian-bagian:

  • Menentukan topik dan judul skripsi (1 minggu)
  • Membuat proposal skripsi dan mengajukannya ke dosen pembimbing (2 minggu)
  • Melakukan penelitian dan pengumpulan data (4 minggu)
  • Menulis bab 1-5 skripsi (6 minggu)
  • Mempersiapkan dan mengikuti ujian skripsi (2 minggu)

3. Mencari Inspirasi dan Sumber Belajar yang Menarik

Mencari Inspirasi dan Sumber Belajar yang Menarik

Salah satu hal yang bisa membuat kita malas adalah kurangnya inspirasi dan sumber belajar yang menarik. Kita mungkin merasa bosan, jenuh, atau tidak tertarik dengan tugas atau proyek yang kita kerjakan. Kita juga mungkin merasa tidak ada hal baru atau menantang yang bisa kita pelajari atau ciptakan.

Oleh karena itu, langkah ketiga yang bisa kita lakukan adalah mencari inspirasi dan sumber belajar yang menarik. Inspirasi dan sumber belajar ini bisa berupa buku, artikel, video, podcast, webinar, kursus online, atau apapun yang sesuai dengan topik atau bidang yang kita kerjakan. Inspirasi dan sumber belajar ini harus memberikan kita informasi, pengetahuan, ide, atau solusi yang bermanfaat, relevan, dan menarik. Dengan begitu, kita akan merasa lebih bersemangat, penasaran, dan kreatif saat mengerjakan tugas atau proyek kita.

Contoh mencari inspirasi dan sumber belajar yang menarik adalah:

Tugas atau proyek: Menyelesaikan skripsi tentang pengaruh media sosial terhadap perilaku konsumen

Inspirasi dan sumber belajar:

  • Buku: The Power of Social Media: How to Use Social Media Marketing to Grow Your Business and Brand
  • Artikel: How Social Media Influences Consumer Buying Decisions
  • Video: How to Conduct a Social Media Marketing Research
  • Podcast: The Social Media Lab: Experiments and Insights on Social Media Marketing
  • Webinar: How to Write a Winning Thesis on Social Media Marketing
  • Kursus online: Social Media Marketing: A Complete Guide for Beginners

4. Membuat Lingkungan Kerja yang Nyaman dan Mendukung

Membuat Lingkungan Kerja yang Nyaman dan Mendukung

Salah satu hal yang bisa membuat kita malas adalah lingkungan kerja yang tidak nyaman dan tidak mendukung. Lingkungan kerja ini bisa berupa tempat, suasana, peralatan, atau orang-orang yang ada di sekitar kita. Lingkungan kerja yang tidak nyaman dan tidak mendukung bisa mengganggu konsentrasi, mood, atau kinerja kita. Lingkungan kerja ini juga bisa membuat kita merasa tidak betah, tidak nyaman, atau tidak aman saat bekerja.

Oleh karena itu, langkah keempat yang bisa kita lakukan adalah membuat lingkungan kerja yang nyaman dan mendukung. Lingkungan kerja ini harus sesuai dengan preferensi, kebutuhan, dan gaya kerja kita. Lingkungan kerja ini juga harus memberikan kita fasilitas, sumber daya, atau dukungan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas atau proyek kita. Dengan begitu, kita akan merasa lebih senang, nyaman, dan produktif saat bekerja.

Contoh membuat lingkungan kerja yang nyaman dan mendukung adalah:

Tugas atau proyek: Menyelesaikan skripsi dalam 3 bulan

Lingkungan kerja:

  • Tempat: Kamar pribadi yang bersih, rapi, dan tenang
  • Suasana: Musik instrumental yang menenangkan, cahaya yang cukup, suhu yang nyaman, aroma yang menyegarkan
  • Peralatan: Laptop yang cepat, internet yang stabil, printer yang berfungsi, buku-buku referensi yang lengkap, alat tulis yang memadai
  • Orang-orang: Keluarga yang mendukung, teman-teman yang memberi semangat, dosen pembimbing yang memberi bimbingan, komunitas online yang memberi saran

5. Menerapkan Sistem Reward dan Punishment yang Adil

Menerapkan Sistem Reward dan Punishment yang Adil

Salah satu hal yang bisa membuat kita malas adalah kurangnya reward dan punishment yang adil. Reward dan punishment ini adalah bentuk penghargaan dan hukuman yang kita berikan kepada diri sendiri atas pencapaian atau kegagalan yang kita lakukan. Reward dan punishment ini bisa berupa materi, non-materi, atau psikologis. Reward dan punishment ini harus seimbang, proporsional, dan konsisten. Jika reward dan punishment ini tidak adil, maka kita akan merasa tidak ada insentif atau konsekuensi yang cukup untuk mendorong atau menahan kita dari rasa malas.

Oleh karena itu, langkah kelima yang bisa kita lakukan adalah menerapkan sistem reward dan punishment yang adil. Sistem reward dan punishment ini adalah cara kita memberikan penghargaan dan hukuman kepada diri sendiri sesuai dengan pencapaian atau kegagalan yang kita lakukan. Sistem reward dan punishment ini harus seimbang, proporsional, dan konsisten. Dengan begitu, kita akan merasa ada insentif atau konsekuensi yang cukup untuk mendorong atau menahan kita dari rasa malas.

Contoh menerapkan sistem reward dan punishment yang adil adalah:

Tugas atau proyek: Menyelesaikan skripsi dalam 3 bulan

Sistem reward dan punishment:

  • Reward: Jika berhasil menyelesaikan setiap bagian skripsi sesuai dengan rencana dan batas waktu, maka berikan reward berupa materi (misalnya membeli buku atau barang yang diinginkan), non-materi (misalnya menonton film atau acara favorit), atau psikologis (misalnya memberi pujian atau apresiasi kepada diri sendiri).
  • Punishment: Jika gagal menyelesaikan setiap bagian skripsi sesuai dengan rencana dan batas waktu, maka berikan punishment berupa materi (misalnya membayar denda atau menyumbang ke amal), non-materi (misalnya mengurangi waktu bersantai atau hobi), atau psikologis (misalnya memberi kritik atau teguran kepada diri sendiri).

6. Mencari Mitra Kerja yang Bisa Menjadi Teman Curhat, Motivator, atau Kolaborator

Mencari Mitra Kerja yang Bisa Menjadi Teman Curhat, Motivator, atau
  Kolaborator

Salah satu hal yang bisa membuat kita malas adalah kesepian atau kurangnya teman atau mitra kerja yang bisa menjadi teman curhat, motivator, atau kolaborator. Teman atau mitra kerja ini adalah orang-orang yang memiliki tujuan, minat, atau bidang yang sama atau serupa dengan kita, dan yang bisa memberikan dukungan, saran, atau bantuan kepada kita. Teman atau mitra kerja ini bisa berupa keluarga, teman, rekan, mentor, atau komunitas. Teman atau mitra kerja ini bisa membuat kita merasa tidak sendirian, lebih termotivasi, dan lebih berkualitas dalam mengerjakan tugas atau proyek kita.

Oleh karena itu, langkah keenam yang bisa kita lakukan adalah mencari teman atau mitra kerja yang bisa menjadi teman curhat, motivator, atau kolaborator. Teman atau mitra kerja ini harus memiliki sikap, karakter, atau etika kerja yang baik, dan yang bisa saling menghormati, menghargai, dan membantu satu sama lain. Teman atau mitra kerja ini juga harus bisa berkomunikasi, berdiskusi, atau bekerja sama dengan baik, dan yang bisa memberikan feedback, kritik, atau saran yang konstruktif. Dengan begitu, kita akan merasa lebih terhubung, terinspirasi, dan terbantu saat mengerjakan tugas atau proyek kita.

Contoh mencari teman atau mitra kerja yang bisa menjadi teman curhat, motivator, atau kolaborator adalah:

Tugas atau proyek: Menyelesaikan skripsi dalam 3 bulan

Teman atau mitra kerja:

  • Teman curhat: Teman sekolah atau kuliah yang juga sedang mengerjakan skripsi, dan yang bisa saling berbagi cerita, pengalaman, atau masalah yang dihadapi saat mengerjakan skripsi.
  • Motivator: Keluarga atau teman dekat yang selalu memberikan dukungan, semangat, atau motivasi kepada kita untuk menyelesaikan skripsi dengan baik dan tepat waktu.
  • Kolaborator: Dosen pembimbing atau teman sebidang yang bisa memberikan bimbingan, saran, atau bantuan kepada kita dalam hal penelitian, penulisan, atau presentasi skripsi.

7. Mengatur Waktu Kerja yang Efisien dan Fleksibel

Mengatur Waktu Kerja yang Efisien dan Fleksibel

Salah satu hal yang bisa membuat kita malas adalah kurangnya pengaturan waktu kerja yang efisien dan fleksibel. Pengaturan waktu kerja ini adalah cara kita menentukan kapan, berapa lama, dan bagaimana kita bekerja. Pengaturan waktu kerja ini harus sesuai dengan prioritas, kapasitas, dan ritme kerja kita. Pengaturan waktu kerja ini juga harus memberikan kita waktu yang cukup untuk bekerja, beristirahat, dan bersantai. Jika pengaturan waktu kerja ini tidak efisien dan fleksibel, maka kita akan merasa terburu-buru, lelah, atau bosan saat bekerja.

Oleh karena itu, langkah ketujuh yang bisa kita lakukan adalah mengatur waktu kerja yang efisien dan fleksibel. Waktu kerja yang efisien dan fleksibel adalah waktu kerja yang memanfaatkan waktu yang tersedia dengan sebaik-baiknya, dan yang bisa disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan kita. Waktu kerja yang efisien dan fleksibel juga harus memberikan kita keseimbangan antara bekerja, beristirahat, dan bersantai. Dengan begitu, kita akan merasa lebih teratur, segar, dan bersemangat saat bekerja.

Contoh mengatur waktu kerja yang efisien dan fleksibel adalah:

Tugas atau proyek: Menyelesaikan skripsi dalam 3 bulan

Waktu kerja:

  • Kapan: Menentukan jam kerja yang sesuai dengan jam produktif kita, misalnya dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore, atau dari jam 10 malam sampai jam 6 pagi.
  • Berapa lama: Menentukan durasi kerja yang sesuai dengan kapasitas kita, misalnya 4 jam per hari, atau 8 jam per minggu.
  • Bagaimana: Menentukan metode kerja yang sesuai dengan ritme kerja kita, misalnya menggunakan teknik pomodoro, yaitu bekerja selama 25 menit, lalu beristirahat selama 5 menit, dan mengulangi siklus ini sampai 4 kali, lalu beristirahat lebih lama selama 15-30 menit.

8. Mengubah Pola Pikir yang Negatif Menjadi Positif

Mengubah Pola Pikir yang Negatif Menjadi Positif

Salah satu hal yang bisa membuat kita malas adalah pola pikir yang negatif. Pola pikir yang negatif adalah cara kita berpikir, merasa, atau bersikap yang cenderung pesimis, meragukan, atau menyalahkan diri sendiri atau orang lain. Pola pikir yang negatif bisa membuat kita kehilangan kepercayaan diri, motivasi, atau harapan untuk mengerjakan tugas atau proyek kita. Pola pikir yang negatif juga bisa membuat kita menghindari tantangan, mengabaikan peluang, atau menyerah pada kesulitan.

Oleh karena itu, langkah kedelapan yang bisa kita lakukan adalah mengubah pola pikir yang negatif menjadi positif. Pola pikir yang positif adalah cara kita berpikir, merasa, atau bersikap yang cenderung optimis, percaya diri, atau menghargai diri sendiri atau orang lain. Pola pikir yang positif bisa membuat kita meningkatkan kepercayaan diri, motivasi, atau harapan untuk mengerjakan tugas atau proyek kita. Pola pikir yang positif juga bisa membuat kita menghadapi tantangan, memanfaatkan peluang, atau mengatasi kesulitan.

Contoh mengubah pola pikir yang negatif menjadi positif adalah:

Tugas atau proyek: Menyelesaikan skripsi dalam 3 bulan

Pola pikir:

  • Negatif: Saya tidak bisa menyelesaikan skripsi dalam 3 bulan, itu terlalu sulit dan tidak mungkin. Saya tidak pintar, tidak berbakat, dan tidak beruntung. Saya pasti gagal, ditolak, atau dihina oleh dosen, teman, atau keluarga saya.
  • Positif: Saya bisa menyelesaikan skripsi dalam 3 bulan, itu tantangan yang menarik dan memungkinkan. Saya pintar, berbakat, dan beruntung. Saya pasti berhasil, diterima, atau dihormati oleh dosen, teman, atau keluarga saya.

9. Menikmati Proses Kerja dan Hasil Kerja yang Dicapai

Menikmati Proses Kerja dan Hasil Kerja yang Dicapai

Salah satu hal yang bisa membuat kita malas adalah kurangnya kesenangan atau kepuasan dalam proses kerja dan hasil kerja yang dicapai. Proses kerja dan hasil kerja ini adalah bagian penting dari tugas atau proyek yang kita kerjakan, dan yang bisa memberikan kita nilai, makna atau manfaat bagi kita. Proses kerja dan hasil kerja ini juga bisa memberikan kita kesempatan untuk belajar, berkembang, atau berkontribusi bagi diri sendiri atau orang lain. Jika kita tidak menikmati proses kerja dan hasil kerja ini, maka kita akan merasa tidak ada tujuan atau makna dalam mengerjakan tugas atau proyek kita. Kita juga akan merasa tidak ada prestasi atau penghargaan yang bisa kita banggakan atau nikmati.

Oleh karena itu, langkah kesembilan yang bisa kita lakukan adalah menikmati proses kerja dan hasil kerja yang dicapai. Menikmati proses kerja dan hasil kerja ini adalah cara kita menghargai, mengapresiasi, atau bersyukur atas usaha dan pencapaian yang kita lakukan. Menikmati proses kerja dan hasil kerja ini juga adalah cara kita merayakan, membagikan, atau menunjukkan hasil kerja yang kita capai kepada diri sendiri atau orang lain. Dengan begitu, kita akan merasa lebih berarti, bahagia, dan bangga saat mengerjakan tugas atau proyek kita.

Contoh menikmati proses kerja dan hasil kerja yang dicapai adalah:

Tugas atau proyek: Menyelesaikan skripsi dalam 3 bulan

Menikmati proses kerja dan hasil kerja:

  • Menghargai: Mengakui dan menghormati usaha dan pencapaian yang kita lakukan, misalnya dengan mengucapkan terima kasih kepada diri sendiri atau orang lain yang membantu kita, atau dengan memberi penghargaan kepada diri sendiri atau orang lain yang berprestasi.
  • Mengapresiasi: Menilai dan menikmati usaha dan pencapaian yang kita lakukan, misalnya dengan memberi feedback, kritik, atau saran yang positif dan konstruktif kepada diri sendiri atau orang lain, atau dengan memberi pujian, apresiasi, atau komplimen kepada diri sendiri atau orang lain.
  • Bersyukur: Menyadari dan mensyukuri usaha dan pencapaian yang kita lakukan, misalnya dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan atau alam semesta, atau dengan berbagi kebahagiaan atau kesuksesan kepada diri sendiri atau orang lain.
  • Merayakan: Menunjukkan dan menikmati usaha dan pencapaian yang kita lakukan, misalnya dengan membuat portofolio, sertifikat, atau medali yang menunjukkan hasil kerja kita, atau dengan mengadakan pesta, liburan, atau hadiah yang menunjukkan rasa bangga atau senang kita.
  • Membagikan: Membantu dan menginspirasi usaha dan pencapaian yang dilakukan oleh diri sendiri atau orang lain, misalnya dengan mempublikasikan, mempresentasikan, atau mendemonstrasikan hasil kerja kita, atau dengan memberikan bimbingan, mentorship, atau konsultasi kepada diri sendiri atau orang lain.

10. Membuat Komitmen dan Konsistensi untuk Tidak Malas Lagi

Membuat Komitmen dan Konsistensi untuk Tidak Malas Lagi

Salah satu hal yang bisa membuat kita malas adalah kurangnya komitmen dan konsistensi untuk tidak malas lagi. Komitmen dan konsistensi ini adalah sikap dan perilaku kita untuk tetap berpegang pada tujuan dan rencana yang sudah kita tentukan, dan untuk terus menerapkan cara-cara menghilangkan rasa malas yang sudah kita pelajari. Komitmen dan konsistensi ini bisa memberikan kita disiplin, tanggung jawab, atau integritas dalam mengerjakan tugas atau proyek kita. Komitmen dan konsistensi ini juga bisa memberikan kita kebiasaan, rutinitas, atau gaya hidup yang sehat, produktif, dan kreatif.

Oleh karena itu, langkah kesepuluh dan terakhir yang bisa kita lakukan adalah membuat komitmen dan konsistensi untuk tidak malas lagi. Membuat komitmen dan konsistensi ini adalah cara kita menetapkan dan menjaga sikap dan perilaku kita untuk tidak malas lagi. Membuat komitmen dan konsistensi ini juga adalah cara kita mengukur dan mengevaluasi sikap dan perilaku kita untuk tidak malas lagi. Dengan begitu, kita akan merasa lebih bertanggung jawab, berdisiplin, dan berintegritas saat mengerjakan tugas atau proyek kita.

Contoh membuat komitmen dan konsistensi untuk tidak malas lagi adalah:

  • Tugas atau proyek: Menyelesaikan skripsi dalam 3 bulan
  • Membuat komitmen dan konsistensi:
    • Menetapkan: Menulis atau menyatakan secara lisan atau tertulis tujuan dan rencana yang sudah kita tentukan, dan cara-cara menghilangkan rasa malas yang sudah kita pelajari, dan menyimpannya di tempat yang mudah diingat atau dilihat, misalnya di agenda, jurnal, papan tulis, atau ponsel.
    • Menjaga: Mengingatkan atau mengulangi secara berkala tujuan dan rencana yang sudah kita tentukan, dan cara-cara menghilangkan rasa malas yang sudah kita pelajari, dan melakukannya secara teratur dan konsisten, misalnya setiap hari, minggu, atau bulan.
    • Mengukur: Mencatat atau merekam secara sistematis usaha dan pencapaian yang kita lakukan, dan membandingkannya dengan tujuan dan rencana yang sudah kita tentukan, dan melihat apakah ada kemajuan, stagnasi, atau kemunduran, misalnya dengan menggunakan tabel, grafik, atau aplikasi.
    • Mengevaluasi: Menganalisis atau merefleksikan secara kritis usaha dan pencapaian yang kita lakukan, dan mengetahui apa yang sudah berhasil, apa yang perlu diperbaiki, dan apa yang perlu diubah atau ditambahkan, misalnya dengan menggunakan SWOT, SMART, atau PDCA.

Cara Melawan Malas dengan Kebiasaan-kebiasaan Kecil

Malas dan bosan adalah masalah semua orang, tidak peduli apapun latar belakang, profesi atau pun status. Dua penyakit tadi adalah sifat alami manusia maka yang harus kamu lakukan untuk mengatasi rasa malas dan bosan adalah dengan fokus pada bagaimana kamu mengontrol rasa malas dan bosan tersebut, atau setidaknya kamu tahu batasan rasa malas dan bosan itu.

Oleh karen itu Urie ingin membagikan lima kebiasaan kecil yang bisa mengurangi rasa malas dan bosan saat sedang memperjuangkan sesuatu, karena cara terbaik untuk mengupayakan perubahan diri adalah dengan fokus pada hal-hal kecil yang berada dalam kontrol diri sendiri dan mulai menjadikan hal-hal kecil tersebut sebagai sebuah kebiasaan.

1. Menentukan Tujuan dan Rencana yang Jelas

Point pertama ini sudah dijelaskan di atas dan akan Urie pertegas bahwa memiliki Tujuan dan rencana yang jelas baik yang jangka panjang dan jangka pendek (harian) merupakan hal yang paling penting untuk melawan rasa malas dan bosan.

Kamu mungkin pernah berada pada posisi dimana saat bangun di pagi hari kamu merasa tidak ada motivasi, bingung mau ngapain, alhasil saat pagi hari kamu cenderung seperti ini:

  • Tidak semangat saat bangun.
  • Malas melakukan kegiatan
  • Membuang-buang waktu
  • Tidak memiliki schedule
  • Dan lain sebagainya

Lalu kemudian tanpa terasa waktu sudah menunjukan jam 11 siang atau jam 12 siang, tanpa kamu melakukan sesuatu yang berarti!

Kalau kamu pernah atau punya kebiasaan ini kemungkinan besar kamu bingung dan tidak tahu harus melakukan apa, kalaupun ada, kamu tidak tahu aktivitas dan target mana yang harus kamu mulai terlebih dahulu.

Maka solusi dari masalah ini adalah kamu mencoba untuk membuat planning, schedule atau To-Do List aktivitas yang akan kamu kerjakan atau selesaikan, kapan waktu yang tepat untuk membuat planning? yaitu tepat saat dimalam harinya. Ini merupakan salah satu trik produktivitas yang sangat populer dilakukan oleh orang-orang sukses, bahkan merupakan kebiasaan yang sering dilakukan oleh para ulama dan tentunya oleh Rasulullah Sholallahu a'laihi wa sallam.

Dengan kamu melakukan perencanaan di malam hari maka besok paginya kamu akan bangun dengan semangat dan pagimu akan penuh dengan produktivitas. Well, Minimal kamu sudah menginstal dalam pikiran kamu bahwa besok kamu akan melakukan hal-hal penting.

Seperti misalnya kamu pada besok hari akan melakukan Ujian sekolah maka kamu bisa menulis barang-barang yang perlu disiapkan, berangkat jam berapa, bertemu dengan siapa saja dan lain sebagainya. Kalau memang ada yang perlu kamu persiapkan maka lebih baik mempersiapkan lebih awal.

Atau misalnya Urie ingin pergi kesuatu tempat untuk survei dalam membuat tulisan, maka akan urie siapkan informasi-informasi terkait tempat tersebut, persiapan barang bawaan dan kemudian schedule pemberangkatan, sehingga saat Urie bangun tidur semuanya hanya tinggal penyesuaian dan langsung megeksekusinya

Jadi, bisa kamu bayangkan kalau kamu mulai membiasakan untuk membuat perencanaan, bukan hanya harimu jauh dari rasa malas dan bosan, lebih dari itu harimu akan penuh dengan produktivitas.

Jika kamu bingung dalam membuat perencanaan kamu bisa mulai dengan menjawab 5W + 1H, mulai dari aktivitas apa yang akan kamu lakukan? dilakukan bersama siapa? di mana dan jam berapa aktivitas tersebut? bagaimana cara menyelesaikannya? dan seterusnya. Maka dengan metode seperti ini akan membuat kamu jauh lebih siap dan tidak kebingungan dalam mengisi waktu, terkhusus saat kamu bangun di pagi hari.

well setidaknya kamu tahu hal penting apa yang harus kamu selesaikan di hari tersebut.

2. Tidak Lebih dari Lima Menit

Yang kedua adalah menerapkan hukum no more than five minutes, atau tidak lebih dari lima menit. Dalam proses implementasinya (aktivitas/kerjaan kamu) tentu tidak semudah dan selancar itu kan?, selalu saja terdapat distraksi, mulai dari chattingan, notifikasi handphone, keluarga nelpon, atau keinginan untuk membuka sosmed dan lain-lain. maka ada hukum dalam produktivitas yang sering disebut dengan tidak lebih dari lima menit.

Maksudnya bagaimana? Jadi kalau ada hal yang harus kamu lakukan atau distraksi-distraksi yang harus kamu lewati dalam menjalankan aktivitas yang sudah kamu rencanakan, maka selama itu tidak lebih dari 5 menit maka lakukan saja, lakukan tanpa lebih dari lima menit.

Misalnya aktivitas kamu adalah penulis dan ketika sedang menulis ada notifikasi handphone penting dan mendesak untuk dilihat atau dibalas, maka buka baca dan balaslah chat tersebut namun lakukan tidak lebih dari lima menit dan kembalilah fokus pada apa yang menjadi target aktivitas harian kamu dalam kasus ini yaitu menulis.

Atau misal Ada hal penting yang harus kamu putuskan maka boleh saja mempertimbangkan, meriset, kamu baca-baca dulu selama lima menit kemudian putuskan, tapi kalau memang waktu lima menit itu tidak cukup untuk memutuskan maka catat dulu dan simpan itu untuk nanti diselesaikan saat aktivitas penting yang harus diselesaikan di hari itu sudah selesai.

Poin dari tidak lebih dari lima menit ini sebenarnya adalah untuk menyederhanakan sesuatu, tidak over thingking, dan yang paling penting adalah hal-hal sederhana yang bisa kamu kerjakan secara cepat akan selesai saat itu juga, dan tidak tertunda.

Hal ini tentu akan mengurangi stres kamu nanti, stress akibat melihat ada banyak pekerjaan kecil yang tertumpuk akibat menunda-nunda pekerjaan (procrastination). Untuk itu, jika ada pekerjaan yang bisa diselesaikan dengan waktu cepat tidak lebih dari lima menit lakukan saat itu juga! that ist.

3. Menetapkan rutinitas pagi untuk meningkatkan produktivitas

Buat rutinitas tetap di pagi hari, point ini sejujurnya sangat subjektif ya, karena boleh jadi hal ini cocok di sebagian orang namun tidak cocok di sebagian yang lainnya.

Kalau di Urie pribadi sebetulnya cara ini sangat cocok karena waktu paling produktif bagi Urie adalah di pagi hari, jadi pagi hari itu ada rutinitas Urie yang kalau itu tidak maksimal maka bisa dibilang tingkat fokus dan produktivitas seharian Urie di hari itu juga akan ikut berkurang.

Untuk itu memiliki rutinitas tetap di pagi hari adalah cara Urie pribadi untuk meningkatkan nyaris 70% produktivity, semangat jadi meningkat, kreativitas juga jadi hidup, fokus bertambah, mood juga lebih baik, sekalipun prinsipnya adalah pekerjaan harus tetap selesai baik mood kita sedang bagus atau tidak.

Namun kita sama-sama tahu bahwa saat kita sedang dalam fokus maksimal dan mood yang baik maka waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan itu jauh lebih singkat dengan hasil yang lebih memuaskan.

Ini hanya untuk contoh rutinitas pagi Urie setelah bangun tidur yaitu berdoa, bersiwak, mandi, sholat baca Al-Quran meski hanya sebentar, olahraga ringan, sarapan, shalat sunah dan kemudian berangkat bekerja. Apa rutinitas pagi harimu? Sharing dong!👌

4. Menjaga keseimbangan istirahat, nutrisi, sosialisasi, dan waktu pribadi.

Kebiasaan yang keempat adalah menjaga keseimbangan, seimbang antara istirahat yang cukup, makanan yang bernutrisi (bukan yang banyak, tapi yang bernutrisi) sesuai dengan kebutuhan tubuh masing-masing, sosialisasi dengan teman juga termasuk penting dan memiliki waktu yang berkualitas untuk diri sendiri juga sangat berpengaruh.

Bisa jadi orang yang bosan dan sering uring-uringan (keluyuran tidak menentu) itu bukan karena mereka yang tidak tahu mau apa, bingung dengan aktivitasnya atau tidak ada motivasi untuk melakukan aktivitasnya. Namun karena tidak ada keseimbangan dalam menjalankan kesehariannya.

Harus kita akui bahwa hidup bukan hanya tentang target diri sendiri, tetapi juga ada hak orang lain dalam waktu yang kamu miliki, ada hak keluarga, hak sahabat bahkan ada hak tubuh kita sendiri yaitu untuk istirahat yang cukup dan mendapat asupan yang baik, bahkan tubuh dan pikiran kamu butuh untuk memiliki quality time tersendiri.

Ini menjadi bagian dari self awerness yang sudah Urie bahas di tulisan sebelumnya kamu bisa membacanya pada link yang telah disediakan.

Yang jelas semakin semuanya seimbang sesuai dengan kebutuhan kamu, semakin semuanya tercukupi dengan baik, maka malas dan keluyuran tanpa arah justru akan semakin terminimalisir dengan sendirinya.

5. Allahumma paksakan💪

Yang kelima sekaligus yang paling penting adalah paksakan, alias mendorong diri sendiri untuk memulai dan mengambil tindakan daripada menunggu merasa siap, sebab kalau kamu menunggu siap dulu baru mau memulai, maka tidak akan ada perasaan siap atau orang yang akan mengatakan bahwa kita siap, untuk melakukan sesuatu.

Siap itu adalah keputusan kamu mau melakukan, kamu mau menyelesaikan, Kalaupun kamu tidak tahu caranya maka kamu akan mau mencari tahu, yang mana boleh jadi harus kamu paksakan.

Memaksa untuk keluar dari zona nyaman memaksa diri untuk bertemu orang baru, belajar hal baru, atau bahkan mencoba hal yang sebelumnya sangat asing dalam dunia atau kebiasaan kamu. Tapi setidaknya dengan kamu memaksakan diri untuk bergerak maka kamu telah melangkah maju, karena lawan dari kata malas adalah move atau bergerak.

Kuncinya adalah kembali ke poin 2 yaitu tidak lebih dari lima menit tadi, kalaupun kamu mau istirahat atau mau bersantai-santai dulu maka pastikan hal teraebut tidak lebih dari lima menit.

Boleh dengan menyetel alarm misalnya lima menit setelah alarm bunyi kita paksakan untuk bangkit atau mau ambil jeda dulu, kasih waktu 5 menit di hari itu di waktu itu setelah 5 menit maka paksakan untuk getting back to activity.

Kasih batasan waktu tepat dan lima menit bisa jadi adalah batasan yang tepat.

Kesimpulan Cara Melawan Rasa Malas

Jadi itu dia tips melawan rasa malas yang bisa kamu upayakan dan tentunya ada dalam kontrol kamu untuk melawan rasa malas, bosan dan atau membuang-buang waktu.

Jika Di ringkaskan akan jadi seperti ini:

Cara Melawan Rasa Malas Secara Umum

  1. Menentukan Tujuan dan Rencana yang Jelas
  2. Membagi Tugas atau Proyek Menjadi Bagian-Bagian yang Lebih Kecil dan Mudah
  3. Mencari Inspirasi dan Sumber Belajar yang Menarik
  4. Membuat Lingkungan Kerja yang Nyaman dan Mendukung
  5. Menerapkan Sistem Reward dan Punishment yang Adil
  6. Mencari Mitra Kerja yang Bisa Menjadi Teman Curhat, Motivator, atau Kolaborator
  7. Mengatur Waktu Kerja yang Efisien dan Fleksibel
  8. Mengubah Pola Pikir yang Negatif Menjadi Positif
  9. Menikmati Proses Kerja dan Hasil Kerja yang Dicapai
  10. Membuat Komitmen dan Konsistensi untuk Tidak Malas Lagi

Cara Melawan Malas dengan Kebiasaan-kebiasaan Kecil

  1. Menentukan Tujuan dan Rencana yang Jelas
  2. Tidak Lebih dari Lima Menit
  3. Menetapkan rutinitas pagi untuk meningkatkan produktivitas
  4. Menjaga keseimbangan istirahat, nutrisi, sosialisasi, dan waktu pribadi.
  5. Allahumma paksakan💪

Terima kasih untuk kamu yang telah membaca tulisan cara melawan malas ini dan semoga bisa membantu menambah produktivitas kamu.

Komen di bawah kira-kira menurut kamu cara apa lagi yang bisa kita lakukan untuk melawan rasa malas tulis kolom komentar ok. Well sampai ketemu lagi hari jumat di tulisan selanjutnya insyaallah assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Seorang penulis amatir yang selalu ingin belajar untuk terus mengembangkan diri dalam mencapai potensi penuh sebagai manusia bumi.