Stoikisme - Prinsip yang Buat Hidup Bahagia
Stoikisme - Urie dulu adalah seorang yang over thinking atau berpikir berlebihan, selain urie ada juga beberapa temen yang selalu over thinking dan bahkan bisa dibilang ekstrim, memikirkan sesuatu terlalu berlebihan dan selalu berusaha untuk mengontrol sesuatu yang mana hal tersebut berada diluar dari apa yang bisa Urie kontrol, selain itu urie juga selalu ber ekspektasi tinggi terhadap suatu hal.
Dalam bisnis misalnya, seringkali ketika mulai membuka bisnis, apapun itu pasti dipikirkan sesempurna mungkin, terutama masalah keuangan dan operasional. Namun nyatanya ketika bisnis itu dijalankan banyak hal yang tidak ter pikirkan terjadi, sehingga ujung-ujungnya menimbulkan rasa kecewa.
Punya ekspektasi yang lumayan tinggi terhadap sesuatu, suatu hal atau apapun itu, pelan-pelan akan membuatmu sakit, yang mana sakit tersebut bukan hanya memengaruhi external dirimu secara fisik tapi itu juga membuatmu sakit internal yaitu secara mental dan psikis.
Kemudian dua tahun yang lalu urie mencoba menerapkan sedikit prinsip stoikisme, pelan tapi pasti itu mengubah urie secara internal dan efeknya adalah — banyak.
Apakah kamu juga pernah atau sedang merasa over thinking? Kalau iya, mudah-mudahan tulisan ini bisa membantu kamu.
Uriepedia - Prinsip Hidup bahagia, Stoikisme |
Assalamualaikum warahmatullahi wb, masih bersama urie dalam program #OrangCerdas tulisan kali ini agak sedikit personal karena berkaitan dengan masa lalu Urie dan perubahan yang urie alami selama beberapa tahun belakangan ini
Dulu urie adalah seorang yang selalu berpikir berlebihan, tanpa disadari urie suka berada di tengah-tengah perhatian dan itu yang akhirnya mendorong urie untuk melakukan pencapaian-pencapaian yang mau enggak mau itu sangat memupuk jiwa kompetitif urie
Di satu sisi jiwa kompetitif itu mungkin baik, apalagi untuk kamu yang berlatar belakang dan berasal dari daerah yang notabene nya
- Kualitas pendidikan enggak sama dengan yang ada di kota
- Akses informasi juga berbeda
- Disparitas ekonomi juga tinggi banget dan
- Otomatis pilihan-pilihan yang bisa dibuat juga sangat terbatas
Memiliki jiwa kompetitif dengan starting Point yang kayak diatas bisa jadi baik, karena dengan begitu kamu enggak membangun penjara atas diri sendiri, atas starting poin yang memang dari awal kita gak bisa pilih dan memang berbeda
Tapi di sisi lain, urie menyadari mindset dan jiwa kompetitif ini bakal jadi bumerang saat tidak di imbangi dengan perspektif yang bijak, yang ini berbanding lurus dengan merasa cukup, atau erat kaitannya dengan bersyukur dan berdamai dengan tiga hal
- yang pertama adalah the present — apa yang sedang dijalani sekarang
- yang kedua adalah the Past — Masa Lalu apa yang udah terjadi dan ga akan pernah bisa kita ubah
- yang ketiga the future — kita mampu mengatur ekspektasi kita untuk masa depan kita lebih siap untuk apa yang akan terjadi seburuk dan sejelek apapun itu
Nah tiga hal ini yang menurut urie menjadi sentral dari stoikisme yang selama dua tahun belakangan ini urie coba terapkan ke diri sendiri dan itu benar-benar mengubah urie cukup banyak
Kalau teman-teman urie yang dulu mungkin menilai bahwa urie ini adalah orang yang punya very high standard of something
Pencapaian nilai atau ranking di sekolah dan IPK Saat kuliah
Posisi di organisasi misalnya, karir, percintaan Project, kolaborasi dan lain-lain
Tapi kalau urie yang sekarang lebih ke ya udahlah apa yang bisa Urie lakukan, impact nya seperti apa, hal terbaik apa yang masih bisa urie upaya kan untuk memperbaiki keadaan jika itu tidak sesuai dengan harapan yang kita inginkan
Menerima bahwa yang terjadi memang adalah yang terbaik untuk kita berdasarkan kesiapan kita dan ya udah memang udah begitu jalannya cause a lot of things we cannot control in this life and in social relationship
karena semakin kesini semakin banyak teman-teman yang nanya lewat DM Instagram dan email tentang bagaimana dealing dengan diri sendiri dan keluar dari masalah mental yang sering muncul akhir-akhir ini yang mau gak mau menjadi sosial Dilema atas perkembangan teknologi dan informasi kita gampang membandingkan diri dengan orang, ekspektasi yang terlalu tinggi merasa insecure, over thinking dan segudang masalah mental lainnya yang i would to share that i have been there in the particular condition
Akhirnya Urie memutuskan untuk membuat tulisan ini
Semoga tulisan ini bisa membantu menjawab pertanyaan teman-temab yang masuk tadi berdasarkan apa yang urie tahu dan prinsip-prinsip stoikisme yang sudah dijalani selama beberapa tahun belakangan ini
Pengertian stoikisme
Urie disclaimer dulu bahwa urie tidak menjadikan stoikisme sebagai aliran keyakinan atau kepercayaan dan stoikisme itu sendiri memang bukan agama, melainkan beberapa sudut pandang yang bisa di gunakan dalam merespon apa yang terjadi di sekitar kita. stoikisme itu sendiri sudah ada sejak abad ke-3 sebelum masehi yang diperkenalkan oleh seorang filsuf bernama Zeno dari Citium, Yunani.
berikutnya ada banyak filsuf yang mengembangkan filosofi stoikisme ini seperti epictetus, seneca, sampai Marcus aurelius
Semakin kesini dasar-dasar dari stoicisme ini mulai banyak dipopulerkan juga oleh lembaga dan institusi pendidikan, Stanford encyclopedia of philosophy, misalnya mengartikan bahwa
stoikisme adalah filosofi hidup dimana segala sesuatu dianggap netral sehingga yang menentukan baik-buruk berguna atau tidak berguna positif atau negatifnya itu adalah pikiran manusia itu sendiri
-Stanford encyclopedia of philosophy
well dari pengertiannya aja udah kelihatan bahwa stoikisme ini memang bukan agama melainkan sudut pandang, beda hanya dengan agama yang sifatnya sangat mengatur, mengatur semua hal dalam hidup
diksi agama itu sendiri berasal dari bahasa sangsekerta
- A artinya tidak
- Gama artinya kacau
dengan kata lain agama adalah tidak kacau alias teratur
makanya wajar kalau agama sifatnya mengatur dan menjadi the way of life, isinya berupa aturan apa yang boleh, apa yang tidak boleh, apa yang baik, apa yang tidak baik, Kabar baik, Kabar buruk kisah penuh hikmah, yang itu semua bisa menjadi dasar kita dalam berpikir dan mengambil keputusan.
agama bisa menjadi salah satu dasar pertimbangan dan nilai kita saat mengambil keputusan dan respon atas sesuatu yang terjadi di luar kita, namun tetap itu adalah hasil dari kita mengelola informasi and its all about mindset, berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dan itu keluar menjadi action, menjadi sikap, menjadi respon, dari sini prinsip stoikisme itu baru bisa masuk
Urie sendiri mendapati bahwa sebenarnya prinsip dasar stoikisme ini enggak ada yang bertentangan dengan agama manapun termasuk dalam hal ini urie yang menganut agama Islam, karena dalam Islam pun kita diajarkan
Pertama kita akan dimintai jawaban atas sesuatu yang menjadi kontrol kita atas apa yang kita lakukan bukan yang orang lain lakukan terhadap kita, kita mengenal istilah kullukum roin wakullukum nasurun
setiap kita adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya
posisinya kita yang menyesuaikan, kita sebagai kepala negara misalnya bertanggungjawab atas rakyatnya, kita sebagai kepala keluarga bertanggungjawab atas anggota keluarga yang dipimpinnya, sebagai istri, kamu akan dimintai pertanggungjawaban atas rumah tangga dan anak-anak kita dan sebagai individu yang merupakan partikel terkecil peradaban kita dimintai pertanggungjawaban atas tiga hal
- Pertama pikiran
- kedua hati atau emosi kita dan
- yang ketiga respon atau pilihan sikap kita atas apa yang terjadi di sekitar kita.
Dengan kata lain alasan pertama kenapa stoicisme ini menarik adalah terlepas Apakah kamu laki-laki atau perempuan, kita lahir dimana, kondisi sosial lebih kita seperti apa maka kita harus mampu mengontrol apa yang menjadi tanggung jawab kita, di level terkecilnya adalah individu di level tertingginya.... silakan kamu isi sendiri karena amanah dan tanggung jawab apa yang sekarang sedang teman-teman lakoni tentu berbeda-beda
Yang kedua kita hanya akan dicoba sesuai batas kemampuan kita La yukallifullahu nafsan illa wus'aha artinya kalau kita udah berusaha maksimal dan pada akhirnya ini tentang kejujuran apakah memang usaha kita sudah maksimal dan doanya juga udah maksimal eh ternyata hasilnya enggak sesuai maka Ya udah nggak papa.
jangan-jangan memang kapasitas dan kemampuan kita memang belum layak untuk mendapatkan apa yang kita inginkan atau kita targetkan
justru gagal dan ketidakberhasilan itu adalah proses kita, untuk belajar untuk tahu kesalahan dan Again ini tentang Bagaimana kita merespon ketidakberhasilan atau ujian atau cobaan atau apapun yang tidak sesuai dengan harapan kita tadi
ujian dan cobaannya adalah netral namun bagaimana kita menanggapinya yang akan membuat kita layak untuk naik kelas atau enggak dan
yang ketiga nasib dan kondisi kita nggak akan ujug-ujug berubah kalau kita tidak mengupayakannya, artinya masa depan itu enggak pasti teman-teman kamu cara terbaik untuk memprediksinya adalah ya buat itu dari sekarang, lakukan dan upayakan yang terbaik yang bisa kita lakukan fokus pada proses maka hasil akan mendatangi kita
Apapun hasilnya mau itu jelek, mau itu baik, kita siap untuk menghadapinya karena enggak ada ekspektasi berlebihan di awal bahwa itu harus sedemikian sesuai dengan rencana kita
well kita nggak bisa menuhankan rencana banyak hal yang terjadi diluar kemampuan kita namun konsep living in the moment berusaha maksimal pada hal-hal yang berada dalam kemampuan dan kontrol kita adalah cara kita untuk creat the future apapun kondisinya do the best prepare for the worst, Lakukan yang terbaik dan bersiap untuk yang terburuk akan membuat kita nggak kaget dengan apa yang terjadi dan kita temui saat prosesnya.
3 Prinsip Stoikisme
Lewat tulisan ini urie berbagi tiga prinsip stoikisme yang udah urie lakukan dalam dua tahun ini and at least its work on me ini cocok dengan urie
1). Dikotomi kendali
prinsip yang pertama adalah dikotomi kendali nah kendali itu ada yang sifatnya eksternal yang di dalam tanggung jawab dan kontrol kita dan ada yang eksternal yang diluar dari tanggungjawab dan diluar dari kontrol kita
Lalu apa aja yang masuk dalam internal dan apa aja masuk dalam eksternal ini sangat disesuaikan pada posisi kamu dan amanah yang saat ini tengah kamu pegang Apakah sebagai individu sebagai keluarga sebagai organisasi owner dari sebuah usaha atau perusahaan misalnya, pejabat publik, public figure dan seterusnya.
Karena semua profesi ada tanggung jawabnya dan konsekuensi nya masing-masing dari sekali lagi itu adalah tentang pilihan contoh misalnya seorang kepala negara maka yang menjadi internal control nya adalah membuat kebijakan untuk rakyat, keamanan negaranya, kesejahteraan masyarakatnya, dan seterusnya. karena Atas dasar itulah dia dipilih bener gak?
Beda halnya dengan kepala keluarga yang menjadi tanggungjawab dan kontrolnya adalah menafkahi keluarganya, mendidik anak-anaknya beda lagi dengan saat kita memimpin organisasi otomatis yang menjadi internal control kita adalah aturan organisasi dan perusahaannya, memastikan anggota mendapatkan haknya, memberikan kesempatan untuk anggotanya bertumbuh dan seterusnya.
nah partikel terkecilnya adalah kita sebagai individu, kita memimpin mengontrol internal kita, yaitu pikiran kita, emosi kita, respon kita perkataan kita, pilihan-pilihan sikap kita dan itu adalah hal-hal yang berada dalam kendali kita
Sedangkan eksternal adalah sesuatu yang di luar kontrol kita kalau di tingkat individu misalnya, apa kata orang, pandangan orang, perbuatan orang dan lain-lain. mampu melihat posisi kita ada di mana ini menjadi penting teman-teman, karena nggak mungkin kepala negara menutup mata atas apa yang dikatakan dan diharapkan oleh rakyatnya.
Rasanya terlalu egois kalau ketemu organisasi misalnya hanya mau melihat apa yang pengen Iya lihat dan hanya mau mengerti apa yang ia pahami
Nah internal dan eksternal ini rangenya luas banget ya skalanya gede banget, tinggal teman-teman yang menentukan sekarang posisi teman-teman ada di level yang mana? Yang jelas trying to focus on what we can control not what can't, fokus pada hal yang bisa kita kontrol yang sifatnya adalah internal bukan sesuatu yang eksternal yang di luar kontrol kita
2). Do the best prepare the worst
prinsip yang kedua adalah lakukan yang terbaik Namun bersiap untuk yang terburuk kita langsung aja ke contoh teman-teman misalnya gini teman-teman mau naik jabatan di karir teman-teman di perusahaan tempat teman-teman bekerja
Nah kita coba lihat apa sebetulnya indikator yang biasanya digunakan oleh atasan atau perusahaan tempat kamu bekerja untuk mempromosikan kenaikan jabatan, kita berupaya nih untuk memenuhi semua syarat itu mulai dari disiplin persentase kehadiran tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab kita, kita selesaikan dengan baik inisiatif yang baik, namun kalau ternyata hasilnya bukan kita yang mendapatkan promosi kenaikan Jabatan itu ya Nggak masalah.
karena ada banyak hal yang mempengaruhi keputusan siatasan tadi, kita nggak akan stres kita nggak akan overthinking berlebihan, mungkin sedih Iya namun sedih dan kecewa toh adalah emosi yang sifatnya Netral. Bukankah kita yang selama ini mengasosiasikan sedih dan kecewa itu menjadi sesuatu yang negatif, padahal sedih, kecewa, marah, senang itu adalah emosi yang kita semua manusia pasti akan melewatinya, akui emosi tersebut dan segera alirkan atau konversikan itu menjadi driven energi, maka justru kita akan banyak belajar dari emosi tersebut.
Contoh lain misalnya kamu pengen dapet beasiswa semua persyaratan beasiswa udah kamu penuh dengan baik mulai dari nilai TOEFL atau ielts nilai ipk, pengalaman organisasi, recommendations letter, dan seterusnya
kemudian kamu daftar, Nah setelah semua berkas diupayakan maksimal doa maksimal udah beri ruang 50-50 bisa lulus dan bisa enggak karena judge yang akan menilai berkas teman-teman kan adalah manusia dan selalu ada human error yang ini udah di luar kemampuan dan kontrol kita bener ga?
sehingga hasilnya kita lulus Ya syukur alhamdulillah tapi kalo nggak kita nggak ngerasa stres berlebihan tiga alasannya
- a. pertama kita gak menyesal karena sudah berupaya maksimal
- b. kedua itu justru memberi kita pengalaman dan pembelajaran
- c. ketiga dari awal kita udah mempersiapkan kemungkinan terburuknya yaitu kita nggak lulus, son thata why do the best and prepare for the worst Lakukan yang terbaik dan bersiap untuk hasil yang terburuk dan
3). Amor fati
epictetus pernah mengatakan kurang lebih begini Jangan berharap sesuatu terjadi seperti yang kita inginkan, sebaliknya berharaplah yang terjadi, terjadi sebagaimana mestinya maka itu kita akan bahagia.
Perlu diketahui epictetus ini adalah filsuf yang sebenarnya seorang budak ia mengalami disabilitas berupa kelumpuhan hidupnya bisa dibilang jauh dari kata sempurna, artinya stoicisme ini bisa diterapkan oleh siapa aja mau yang statusnya raja atau Sultan sampai budak sekalipun spektrumnya luas banget ini semua tentang sudut pandang yang menjadi tanggung jawab kita sebagai manusia
Sesuai dengan kapasitas dan posisi kita masing-masing dan melalui quotesnya tadi ia menyiratkan pesan untuk Yuk kita cintai dan terima apa yang terjadi dalam hidup kita. kita acknowledge, bukan malah menggerutu bukan malah protes apalagi menyangkalnya
contoh misalnya itu udah bekerja itu bekerja di atas rata-rata lebih banyak dari orang lain lebih giat dari orang lain lebih smart dari orang lain dan lebih cepat dari orang lain, tapi kok kayaknya pendapatan kita gitu-gitu aja ya kok level financial kita nggak naik-naik ya, Kok kita nggak dapat promosi jabatan terus ya maka amor fati mungkin kalau kita naik penghasilannya dua kali lipat dapat promosi jabatan dan ke level yang lebih tinggi atau lulus beasiswa dan kuliah di Universitas yang kita impikan misalnya, mungkin kita enggak siap atau mungkin belum siap dengan konsekuensinya
bisa jadi kontrol diri kita belum baik kita jadi sombong, Kita jadi boros dan seterusnya manajemen waktu kita belum oke, kita burn out dengan tanggungjawab berkuliah di Universitas impian dan jalur beasiswa tadi atau mungkin manajerial skill kita yang belum Oke, kita akan sulit mendelegasikan pekerjaan ke orang lain saat naik posisi jadi manajer
Nah untuk itu itu daripada kita mengeluh lebih baik kita mengakui bahwa ini yang memang seharusnya terjadi, daripada kita terus playing Victim dan making excuses terus merasa diri adalah korban atas ketidakadilan semesta dan menjadikan itu sebagai pembenaran atas hal yang tidak kita inginkan yang terjadi pada diri kita
maka lebih baik kita fokus pada Lantas apa yang masih bisa kita upayakan untuk untuk memperbaiki keadaan. Bukankah ini juga yang diajarkan oleh agama bahwa tuhan hanya akan menjawab doa hambanya dengan tiga hal
- pertama langsung dikabulkan karena kita memang mampu dan layak mendapatkannya,
- yang kedua ditunda dulu sampai kita mampu dan kita layak, dan
- yang ketiga diganti dengan yang sesuai dengan kapasitas kita
sekali lagi it focuses on what we can control not Out of our Control, ini akan membuat kita jauh lebih sehat secara fisik dan psikis, jauh membuat kita bertumbuh dan membuat kita menjadi Siap dengan apapun yang terjadi ke depan
Nah teman-teman itu dia tiga prinsip yang bisa urie bagikan tentang stoikisme semoga bisa bermanfaat untuk kamu yang saat ini sedang punya masalah dengan op thinking perfectionism, atau mungkin competitiveness yang berlebihan
kalau kamu juga sudah menerapkan prinsip stoikisme dan menjadi stoik please share di kolom komen bagaimana perubahan yang kamu alami thank you for reading and see you in the next writing assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Join the conversation