Raphael Narbaez - mantan Pastor yang belajar ulang tentang agama.
Kisah Mualaf - Raphael Narbaez memang pernah mendengar tentang Islam namun dalam bentuk yang negatif. Ia dipercaya menjadi Pastor Saksi Jehova pada usia 20 tahun meski ia sebenarnya ia terlahir dari keluarga Katolik.
Jenjang karir sebagai Pastor membuat Raphael mendapat kesempatan untuk mempelajari Bible lebih dalam. Semakin ia pelajari ia menemukan kenyataan bahwa ajaran yang ia Imani tidaklah murni lagi.
Dan hal ini jugalah yang membuatnya bergulat dengan keimanannya. Iapun mempelajari ulang agama Katolik dengan harapan bisa menemukan kebenaran.
Di saat ia tengah serius mempelajari Bible, Raphael teringat dengan Muslim yang ia pernah temui sebelumnya. Dan dari sinilah perjalanannya menemukan Islam bermula.
Sekitar lima tahun yang lalu, saya mendapat hak istimewa dan kehormatan untuk bertemu dengan seorang muslim. dan saya melihat orang ini karena sikapnya yang selalu bahagia, selalu ceria, dan ramah, ini membuat saya tertarik pada orang ini.
kami mulai berbincang, dan dia berkata bahwa dia Muslim, dan segalanya. "Benarkah? saya pernah dengar tentang seorang muslim". Kataku
"Saya pernah mendengar tentang muslim, kamu punya agama namanya islam?" "ya"
"aku sudah mendengarnya, saya tidak punya niatan untuk menjadi muslim."
Raphael kemudian dipercaya menjadi Pastor Saksi Jehovah pada usia 20 tahun, meskipun sebenarnya ia terlahir dari keluarga Katolik
Pada saat saya berusia 20 tahun, saya telah memiliki jemaat saya sendiri yang harus saya bina atau rawat. Seperti yang Anda lihat saya sangat teguh dalam memegang ajaran-ajaran Saksi Jehovah, Sebab mereka berbeda dari kebanyakan Kristen dunia.
Namun dunia (khususnya dunia barat) memandang mereka kapan saja orang-orang tersebut memandang mereka sebagai extrimis, fanatik, fundamentalis. terdengar akrab kan?
Jenjang karirnya sebagai Pastor membuat Raphael mendapatkan kesempatan untuk mempelajari Bible lebih dalam. pada tahap ini jugalah ia menemukan kenyataan bahwa ajaran yang ia imani tidak lagi murni.
Saya pun mulai mendapatkan pengetahuan yang sangat akurat tentang Bible, yang merupakan sebuah "ironi" bagi siapa pun yang kenal betul dengan naskah suci ini, para ahli kitab tahu bahwa kitab-kitab itu telah dicemari sepanjang sejarah.
Itu telah terkontaminasi dan tercemar begitu banyak, tapi aku selalu merasa dalam bentuk murninya, bahkan pada kitab Yahudi yaitu Taurat yang telah diturunkan bagi mereka, ketika dibersihkan dari semua pencemaran-pencemaran tersebut dulunya merupakan kitab yang berasal dari Tuhan.
Begitu juga dengan Perjanjian Baru ketika diturunkan pada Yesus pada awalnya (sebelum tercemar) dulunya indah dan berkesan.
Dan hal ini juga yang membuat Raphael bergulat dengan keimanannya.
Maka setelah banyak pertimbangan disertai doa dan banyak "sakit hati" pada tahun 1979 saya meninggalkan Saksi Jehovah dan saya tidak kembali.
kemudian apa yang terjadi adalah saya tidak bisa lagi masuk ke agama lain karena dalam ajaran Saksi jehovah, saya diajarkan bahwa semua agama itu buruk kecuali saksi jehovah.
Hanya Saksi jehovah yang mendapat restu Tuhan dan yang lainnya sesat. dengan ajaran itu maka jelas saya tidak bisa masuk agama lain, dan sebagai saksi jehovah saya tidak lagi percaya pada ajaran mereka. Maka saya seperti manusia tanpa agama, untungnya saya bukanlah manusia tanpa Tuhan.
Raphael pun mempelajari ulang agama katolik yang ia tinggalkan dulu, dengan harapan bisa menemukan kebenaran.
Saya bahkan kembali ke gereja katolik, saya bilang kepada diri saya "saya terlahir sebagai katolik dan saya telah menjadi saksi jehovah sepanjang hidupku, maka Aku akan kembali ke katolik mungkin saya melewatkan sesuatu".
Lalu saya kembali ke katolik gereja selama sekitar tiga bulan, setiap hari duduk lalu berdiri, duduk lalu berdiri, duduk lagi lalu berdiri. Saya hadiri Misa mereka, namun itu tidak berhasil.
Tidak berhasil sebab tidak masuk di akal dan dihati.
disaat ia tengah serius mempelajari Bible, Raphael teringat dengan Muslim yang ia pernah temui sebelumnya.
Saya berkata pada diri saya "saya akan belajar bagaimana menjadi seorang kristen yang baik bukan dengan ajaran saksi jehovah tapi dengan bagaimana yang tuhan inginkan"
Saya pelajari Bible dengan sangat seksama berjam-jam sampai tengah malam, berjam-jam dan dalam doa saya membaca semua Perjanjian Baru, kemudian saya baca perjanjian lama, dari kitab kejadian, ulangan, keluaran, ketika saya sampai pada kisah para nabi, sesuatu telah terjadi.
ketika saya membaca Bible tentang para nabi tiba-tiba saya ingin mengistirahatkan mata saya sejenak dan teringat dengan orang yang memberitahu saya tentang islam, tentang menjadi seorang muslim, tentang Al-Quran dan tentang Allah subhanahu wa ta'ala.
jadi saya berkata "oke saya akan berpikiran terbuka sekarang, tidak lagi seperti saksi jehovah. saya akan mencari tahu sendiri apakah orang-orang ini pembohong?, tidak baik dan sebagainya?, saya akan mencari tahunya sendiri"
Maka saya mulai dengan berpikir ada 1,2 Miliar muslim. Syaitan itu memang ahli menipu tapi dia tidak seahli itu untuk menipu 1,2 miliar orang.
Maka saya akan baca Al-Quran ini dan saya akan melihat apa isinya, saya mulai membaca Al-Quran, saya membacanya untuk pertama kalinya, sungguh luar biasa! semuanya mulai terang benderang, jatuh pada tempatnya, semuanya masuk akal!
saya mengambil Al-Quran dan saya katakan kepada Bible saya
"Sekarang saya paham, semuanya cocok!"
Oleh sebab Al-Quran saya bisa memahami Bible saya. dan saya berkata "oh ini hebat, Tuhan yang agung akan menjadikan saya seorang kristen yang baik, dia akan mengajari saya lewat Al-Quran"
karena saya terus membaca dan terus membaca Al-Quran, saya membacanya lebih sering karena lebih masuk akal, lebih mudah dan lebih sederhana. itu lebih mengena dihari dan kemampuan berpikir saya.
Sementara Bible saya, sebagaimana saya mengetahui dulunya Bible adalah Friman tuhan yang murni, namun sekarang sudah tercemar, saya mulai meletakkannya dan meninggalkannya dan saya mulai membaca Al-Quran.
Setelah terkesima dengan isi Al-Quran, Raphael pun memberanikan diri pergi ke masjid untuk bertemu dengan Muslim secara langsung.
Saya pergi ke masjid dan saya merasakan tegang di perut perut saya, Rasanya sama seperti ketika Anda harus melakukan sesuatu tetapi Anda tidak ingin melakukannya. saya ingin pergi (ke masjid) tetapi saya gelisah, sakit perut dan sebagainya.
jadi saya berkata pada diri saya "baiklah saya akan berkeliling dulu dan melihat apakah saya menemukan tempat parkir"
Saya berkeliling beberapa kali tapi tidak ada tempat parkir karena penuh di sekitar masjid, akhirnya saya bilang "cukup, saya akan berkeliling sekali lagi, jika tidak ada tempat parkir, saya akan pulang" itu adalah alasan saya, begitu saya berbelok tepat di depan masjid sebuah mobil keluar parkiran.
"Engkau telah membuatnya sangat sulit bagi saya" pikir saya kepada Tuhan.
Maka saya masuk dan parkir, sekarang saya lebih gugup lagi karena aku harus berhadapan dengan orang-orang ini (Muslim).
Saya tidak tahu apa-apa tentang islam, saya tidak tahu apa-apa tentang muslim jadi saya gugup, saya akan bertemu untuk pertama kalinya. aku berjalan ke pintu Masjid dan ada seorang keturunan Arab tinggi besar. berjenggot lebat dan berdiri dengan bersedekap tangan, saya mendekat dan dia berkata "Lewat sebelah"
"baiklah" saya lewat sebelah
saya sampai ke sebelah dan orang-orang mulai rukuk dan shalat, mereka melihat saya, dan saya berkata "saya hanya ingin melihat-lihat"
Akhirnya ketika mereka selesai shalat (dihalaman masjid) mereka semua mulai masuk ke mesjid. saya pun ikut masuk ke masjid dan saya mulai untuk berbaur dan saudara-saudara muslim ini mengucapkan "Salamu alaikum" "Salamu alaikum" "Salamu alaikum" saya tidak tahu apa artinya, saya tidak tahu apa yang mereka katakan, tapi inilah yang terjadi.
Akhirnya seseorang melihat saya agak kebingungan dan dia menarik tangan saya dan diaberkata "apa anda orang baru?"
Dia mengajak saya berkeliling di ruangan lelaki, dia membawa saya ke kamar kecil pria menunjukkan tempat ini adalah tempat wudhu
Dia mejelaskan cara berwudhu, "bahwa itu adalah bersuci sebelum anda melakukan shalat dan sebagainya" dia orang yang sangat ramah, namanya Omar. Allah yang mengrimkannya kepada saya.
Sekarang jalan telah terbuka, karena saya terkesan dengan apa yang saya lihat, ketika saya pulang saya sangat bahagia. sekarang saya memutuskan saya ingin shalat seperti mereka mereka.
Saya memang rajin berdoa ketika saya masih kristen, saya cukup berlutut dan berdoa. tetapi sesuatu yang menarik bagi saya ketika orang-orang ini (muslim) berlutut dan kemudian bersujud dihadapan Tuhan yang maha esa pencipta alam semesta.
Coba perhatikan betapa islam begitu sederhana, indah dan selaras dengan kemampuan berpikir kita. saya tidak merasa malu!, itu sangat menarik dan masuk akal bagi saya INI ADALAH TUHAN PENCIPTA SEMESTA bukankah sudah seharusnya saya membungkuk dan bersujud padanya? Begitu sombongkah saya? yang hanya secuil tanah liat!
Sejak saat itu Raphael menyadari bahwa Tuhan telah menyiapkan jalan baginya, untuk menjadi seorang muslim.
Saya menyadarinya sekarang bahwa itu semua dalam rencana Allah Subhanahu wa ta'ala untuk saya, saya tidak tahu pada waktu itu, Namun yang saya sadari sekarang adalah ketika 120 hari saya berada dalam rahim ibu saya malaikat datang dan mereka sudah merencanakan ke mana saya akan berada, dan apa yang akan saya perbuat dan begitu pula dengan saya berbicara dihadapan anda semua saat ini. Alhamdulillah.
Raphael Narbaez wafat pada tanggal 28 April 2019. Semasa hidupnya , ia dikenal sebagai sosok yang aktif terlibat dalam kegiatan dialog lintas agama dan berbagai organisasi sosial untuk membantu sesama melalui kegiatan amal. Alfatihah..
Dan ini adalah ayat yang meluluhkan hati Raphael untuk menerima Islam sebagai agamanya.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
إِذَا جَآءَ نَصْرُ ٱللَّهِ وَٱلْفَتْحُ ١ وَرَأَيْتَ ٱلنَّاسَ يَدْخُلُونَ فِى دِينِ ٱللَّهِ أَفْوَاجًۭا ٢ فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَٱسْتَغْفِرْهُ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ تَوَّابًۢا ٣
QS 110 An-Nasr
Ketika engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah, bertashbihlah dengan menuji Tuhanmu.
Join the conversation