Seorang psikiolog menolak identitas muslimnya
Kisah mualaf - Dr Gerald Dirk's, seorang psikiolog lulusan Universitas Denver dan Harvard mencoba sebisa mungkin untuk berdalih bahwa dirinya bukan muslim dan mencoba mempertahankan identitasnya sebagai Kristen yang Tipikal.
Namun pada akhirnya semua percobaan dan dalih yang telah ia persiapkan dengan matang, hingga suatu ketika dalih yang telah ia siapkan itu tidak berguna sama sekali.
Ikuti kisahnya ..
Hallo, nama saya Dr Gerald Dirk's, saya dari negara bagian kansas di amerika serikat. lahir dan dibesarkan di negara bagian dari kansas, saya memiliki gelar sarjana dari Harvard Collage, Harvard University gelar master of Theology dan gelar master magister dibidang psikologis klinis anak dari universitas Denver, dan gelar Doktor dalam psikologi klinis anak dari universitas Denver.
perkenalan pertama saya dengan islam adalah selama tahun pertama saya di harvard ketika saya mengambil kursus perbandingan agama dari mendiang Wilfred Cantwell Smith yang bidang spesialisasinya adalah islam.
tetapi saya harus mengakui pada saat itu, saya mempelajari islami bersama dengan banyak agama lainnya saya benar-benar tidak memperhatikan islam, karena semuanya tampak sama pada saat itu, Dengan ajaran Kristen yang saya anut pada saat itu.
saya jauh lebih tertarik mempelajari sesuatu yang lebih eksotis dan sangat berbeda dengan agamaku. Anda tahu saya lebih tertarik kepada agama Hindu atau semacamnya semacamnya.
bertahun-tahun kemudian istri saya dan saya memelihara kuda arab dan kami perlu menerjemahkan beberapa dokumen dalam bahasa arab yaitu surat keterangan kemurnian, yang datang bersama kuda-kuda tersebut pada tahun 1906 dan pada saat itu kami melakukan kontak dengan seorang muslim arab yang tinggal di Denver, Colorado.
dia setuju untuk melakukan penerjemahan dan datang ke peternakan kami dan melihat kuda-kuda tersebut. dan kemudian dia melakukan sesuatu yang sangat sangat indah jika di ingat kembali seperti saat dia melihat ke arlojinya dan dia berkata "oh saya harus shalat, apakah tidak apa-apa jika saya menggunakan kamar kecil Anda untuk berwudhu?" dan kami berkata "tentu, silahkan" lalau saat dia keluar dari kamar kecil dan dia mengatakan "apakah tidak apa-apa jika saya hanya membuka lipatannya koran itu di lantai sehingga saya bisa melaksanakan shalat?" aku menjawab "tentu saja".
sepanjang pertemuan itu dia tidak pernah mengatakan apa-apa kepada kami tentang "Saya seorang muslim, dan kalian bukan" atau berkhotbah tentang islam pada kami, tapi perilakunya menjadi teladan dan memberikan kesan yang mendalam.
jadi, itulah momen perkenalan kami dengan seorang muslim dan sepanjang tahun berikutnya jamal (pria muslim tersebut) melakukan banyak terjemahan untuk kami dan mengundang kami ke rumahnya untuk makan, dan juga gantian kami yang mengundang mereka ke rumah kami.
Dia memperkenalkan kami pada sekitar enam keluarga muslim lain yang tinggal di Denver. dan kami mulai bersosialisasi dengan mereka secara rutin dalam waktu kuramg lebih enam bulan.
kami menghabiskan jauh lebih banyak waktu bersosialisasi dengan muslim baru, dibandingkan dengan teman-teman non-muslim dan selama waktu saya sangat terkesan, dengan melihat bagaimana para muslim ini menjalani hidup mereka.
alhamdulillah kontak pertama saya dengan ummat islam, merupakan contoh yang indah "tentang cara hidup islami" dan semakin saya melihat mereka semakin saya bertanya, "apa yang membuat mereka begini?"
Sehingga tanpa mengucapkan sepatah kata pun kepada teman muslimku, saya mulai mencari dari rak-rak perpustakaan saya, semua buku tentang islam yang saya miliki dari mata kuliah perbandingan agama bertahun-tahun sebelumnya.
dan saya mulai membaca ulang, tapi kali ini saya tidak membacanya agar saya lulus kuliah, kali ini saya membacanya untuk mencoba dan mencari tahu apa yang membuat teman-teman muslim saya tergerak. apa yang membuat mereka menjalani kehidupan seperti yang mereka miliki.
jadi saya memabca habis buku-buku itu, ada sekitar delapan buku semuanya ditulis oleh para pakar mengenai islam dari barat. dan kemudian saya mulai membaca terjemahan Al-Quran bahasa inggris selain itu saya membaca terjemahan yang ditulis oleh saudara Abdullah Yusuf Ali, saya juga membaca terjemahan yang di tulis Marmaduke Pickthall, dan saya membaca terjemahan lainnya.
saya bukan seorang yang akan mengandalkan hanya satu terjemahan saja dan semakin saya membaca semakin aku harus bertanya pada diriku sendiri "kenapa keyakinan ini berbeda dari keyakinan saya?" karena sebagai lulusan dari sekolah Ketuhanan Harvard, dan telah ditahbiskan sebagai ketua Gereja Methodist Amerika Seirkat, saya telah diperkenalkan pada manuskrip paling awal dari Bible.
saya telah diperkenalkan pada sejarah awal gereja, dan karena itu semua, saya tidak percaya pada Trinitas, saya tidak percaya bahwa yesus Alahissalam adalah putra tuhan, dalam pengertian yang lebih dari sekedar sebuah metaforis.
jadi saya mulai bertanya pada diri sendiri, "tunggu sebentar bagaimana keyakinan saya berbeda dibanding islam?" sampai akhirnya saya menyimpulkan, secara teknis mereka tak berbeda, tapi meskipun demikian, pada saat itu saya enggan meninggalkan identitas saya sebagai seorang kristiani.
meskipun saya menganggap diri saya sebagai seorang kristen yang tipikal dan pergulatan ini terus berlangsung dalam beberapa bulan.
Bahkan sebenarnya saya ingat satu kejadian pada sebuah kafe di denver yang merupakan kafe makanan khas Suriah di mana pelayan yang merupakan orang Muslim Amerika, melihat bahwa saya sedang membaca bahasa Inggris terjemahan Alquran saat saya sambil menunggu makanan saya datang dan dia sangat dengan baik mengatakan kepada saya
dan saya langsung bilang "tidak" Seperti itu dengan keras dan kasar dan saya berkata pada diri sendiri "ya ampun apa yang saya lakukan?"
wanita muda ini bertanya kepada saya dengan sopan dan sangat tidak berbahaya, lalu kenapa saya menjawabnya dengan keras?. Sebagai seorang psikolog saya tahu bahwa saya secara tidak sadar telah mengakui diri saya sebagai seorang Muslim, tapi aku tidak bersedia mengubah identitas saya.
dan jadi jika seseorang bertanya kepada saya "apakah Anda muslim saya mengarang sebuah jawaban yang sangat panjang dan bertele-tele. atau saya akan mengatakan "baik jika Anda bertanya kepada saya apakah saya percaya hanya ada satu tuhan? jawaban saya adalah ya"
Dan jika Anda bertanya "apakah saya percaya bahwa muhammad sholallahu alaihi wassalam adalah seorang nabi utusan tuhan jawaban saya adalah ya" tetapi saya bukan seorang muslim saya adalah seorang tipikal Kristen, dan saya terus membangun dalih seperti itu.
lalu Ramadhan telah datang dan saya berkata pada diri sendiri "baik Anda tahu semua teman-teman muslimku sedang berpuasa, jadi saya juga akan berpuasa." tak lama kemudian aku pun melakukan shalat lima waktu dalam Bahasa Inggris setiap hari.
Tetap saya bisa merasakan manfaatnya secara spiritual, tetapi saya masih mempertahankan bahwa saya adalah seorang kristen yang tipikal. sekarang saya adalah seorang kristen yang tipikal yang mengucapkan syahadat dalam bahasa inggris. yang berpuasa selama bulan ramadhan, Membaca Al-Quran dalam terjemahan bahasa inggris, dan menegerjakan shalat lima waktu setiap hari dalam terjemahan Inggris. tapi ingat anggap saya sebagai seorang muslim.
jadi saya pikir semuanya sudah berhasil. Aku bisa menjalani kedua hal itu (Menjadi Kristen sekaligus Muslim). kemudian saya dan isteri saya melakukan perjalanan ke Timur Tengah, kami tinggal di rumah salah satu teman arab kami di Colorado. dan di rumah itu ada bibi dan pamannya tak satu pun dari keduanya yang bisa berbicara bahasa Inggris, dan tentu saja bahasa arab saya terbatas pada Asalaam alaikum, Na'am (ya) dan La (tidak) dan beberapa kata sederhana.
Lalu suatu hari, Paman Awad mengajak saya untuk ikut bersamanya oklahoma memberi isyarat saya untuk ikut dengannya dan beliau membawa saya ke pengungsi palestina di amman, Yordania. kami turun dari mobil dan kami mulai menyusuri jalan-jalan sempit saat kami berjalan satu arah kami berpapasan dengan seorang pria tua yang datang mendekat dari arah berlawanan.
Dia menghampiri kami dan mengucapkan salam, dia juga tidak bisa berbahasa Inggris dan dia menoleh ke saya pada saat itu dan saya cukup tahu bahasa arab untuk dimengerti pertanyaan-pertanyaannya
Pertanyaanya adalah "apakah Anda seorang muslim?" dan di sinilah saya.
Saya pikir saya sudah merencanakan semuanya dengan baik tapi Al-Qur'an memberitahu kita tentang siapa itu perencana sejati dan saya ditempatkan pada posisi di mana saya tidak bisa memberikan penjelasan lisan yang bertele-tele dan panjang. pada akhirnya saay tidak bisa mengatakan "saya seorang kristiani yang Tipikal"
Saya ditempatkan pada posisi di mana saya hanya bisa memilih untuk menjawab na'am (ya) atau la (tidak/bukan), hanya kedua pilihan itulah yang saya punya dan alhamdulillah pada saat itu saya berkata na'am dan dan akhirnya saya masuk dan beridentitas islam.
Join the conversation